Minggu, 02 Juni 2019

Hukum Mendel II

Hukum Mendel II

         Hukum Mendel II menjelaskan bahwa selama pembentukan gamet, setiap alel mengelompok secara bebas. Hukum Mendel II dikenal juga dengan prinsip pengelompokkan secara bebas (asortasi). Prinsip asortasi menyatakan bahwa pada saat terjadi pembentukan gamet, masing-masing alel mengelompok secara bebas.
         Pengertian pengelompokkan secara bebas adalah setiap gamet jantan yang dihasilkan oleh F1 akan mempunyai kesempatan yang sama dalam membuahi gamet-gamet betina yang dihasilkan dari F1.
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid merupakan persilangan dua individu dengan melibatkan dua sifat beda. Misalnya pada tanaman kacang ercis, yang bijinya terdapat 2 sifat beda, yaitu bentuk biji dan warna biji. Kedua sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda, yaitu  sebagai  berikut :
B = gen untuk biji bulat,
b = gen untuk biji keriput,
K = gen untuk biji kuning
k = gen untuk biji hijau.

Jadi bentuk bulat dan warna kuning adalah dominan.  

           Persilangan resiprok 
       Persilangan resiprok ialah persilangan dengan gamet jantan dan gamet betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama. sebagai contoh dapat digunakan percobaan Mendel pada tanaman ercis. H = gen untuk buah polong berwarna hijau h = gen untuk buah polong berwarna kuning. Mula-mula dikawinkan tanaman ercis berbuah polong hijau dengan yang berbuah polong kuning. Semua tanaman F1 berbuah polong hijau. Keturunan F2 memisah dengan perbandingan fenotip 3 hijau : 1 kuning. Pada perkawinan resiproknya digunakan serbuk sari yang berasal dari tanaman yang berbuah polong kuning  dan   diberikan    kepada bunga dari tanaman berbuah polong hijau.

             Backcross
Backcross ialah persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya (induk dominan atau induk resesif). Tujuan beckcross adalah mencari genotipe    tertua.

            Tescross
Tescross ialah perkawinan F1 dengan salah satu induk yang resesif.Tescross disebut juga perkawinan pengujian (uji silang) karena bertujuan mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot atau heterozigot. Jika hasil tescross menunjukan perbandingan fenotipe keturunan yang memisah 1:1 ,dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji heterozigot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar