Penyimpangan semu hukum mendel
Menurut hukum mendel, rasio perbandingan fenotop F2 pada
persilangan dihirid adalah 9 : 3 : 3 : 1. Namun, pada beberapa
kejadian hasil perbandingan fenotip F2 tidak sesuai (menyimpang) dari hukum mendel. Meskipun
demikian angka perbandingan yang muncul masih berkisar pada angka
perbandingkan 9 : 3 : 3 : 1. Contohnya, 15 : 1atau
(9+3+3) :1 dan 12 : 3 :1 atau (9+3) : 3 :1. Kejadian tersebut dikenal
dengan istilah penyimpangan semu hukum
mendel. Penyimpangan semu hukum mendel adalah sebagai berikut :
a) Interaksi Gen
Interaksi gen adalah peristiwa dua gen atau lebih yang bekerja
sama atau menghalang- halangi dalam
memperlihatkan fenotipe. Interaksi gen ditemukan
oleh William Bateson dan R.C. Punnet. Pada bentuk jengger ayam.
Ada empat macam bentuk jengger ayam yaitu :
a. Bentuk biji (pea), dengan genotipe rrP-
b. Bentuk gerigi (rose), dengan genotipe R-pp.
c. Bentuk walnut, dengan genotipe R-P-d.
d.
Bentuk
bilah (single), dengan genotipe rrpp
b) Epistasis-hipostasis
Epistasis-hipostasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gen dominan lain yang bukan alelnya. Faktor pembawa sifat
yang menutupi disebut epistasis,
sedangkan sifat yang tertutup disebut hipostasis. Peristiwa epistasis-hipostasis dapat kita jumpai pada
pembentukan warna sekam gandum. Ada 3 warna sekam gandum, Warna hitam : ditentukan oleh alel H dan dominan terhadap h Warna kuning : ditentukan oleh alal K dan dominan terhadap k Warna putih : ditentukan oleh alel k dan h (resesif)Alel H bersifat
epistasi terhadap K, alel K bersifat hipostasi terhadap H.Artinya jika alel H muncul bersamaan dengan alel K
maka warna yang terbentuk adalah
hitam. Warna kuning terbentuk jika alel K muncul tidak bersamaan denganalel H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar