Minggu, 02 Juni 2019

Lembar Kerja Siswa HEREDITAS PADA MANUSIA - PDF

Lembar Kerja Siswa HEREDITAS PADA MANUSIA - PDF: Lembar Kerja Siswa HEREDITAS PADA MANUSIA Disusun oleh: Ezra Putranda Setiawan A Pendahuluan Pernahkah teman-teman membaca cerita pendek Panggilan Rasul karya Hamzad Rangkuti? Kalau belum, bacalah nukilan

hukum mendel

berikut ada video Tips Genetika (Monohibrid), selamat menyaksikan,,,

Penyimpangan semu hukum mendel


video pola hereditas

Berikut ini ada video mengenai pola-pola hereditas..





Hallo teman-teman! Berikut merupakan Beberapa Kasus Penyimpangan pada Pola-Pola Hereditas, semoga bermanfaat ^^

Penyimpangan semu hukum mendel
Menurut hukum mendel, rasio perbandingan fenotop F2 pada persilangan dihirid adalah 9 : 3 : 3 : 1. Namun, pada beberapa kejadian hasil perbandingan fenotip F2 tidak sesuai (menyimpang) dari hukum mendel. Meskipun demikian angka perbandingan yang muncul masih berkisar pada angka perbandingkan 9 : 3 : 3 : 1. Contohnya, 15 : 1atau (9+3+3) :1 dan 12 : 3 :1 atau (9+3) : 3 :1. Kejadian tersebut dikenal dengan istilah penyimpangan semu hukum mendel. Penyimpangan semu hukum mendel adalah sebagai berikut :
a)    Interaksi Gen

Interaksi gen adalah peristiwa dua gen atau lebih yang bekerja sama atau menghalang- halangi dalam memperlihatkan fenotipe. Interaksi gen ditemukan 
oleh William Bateson dan R.C. Punnet. Pada bentuk jengger ayam. Ada empat macam bentuk jengger ayam yaitu :
a.    Bentuk biji (pea), dengan genotipe rrP-
b.    Bentuk gerigi (rose), dengan genotipe R-pp.
c.    Bentuk walnut, dengan genotipe R-P-d.
d.   Bentuk bilah (single), dengan genotipe rrpp




b) Epistasis-hipostasis
Epistasis-hipostasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gen dominan lain yang bukan alelnya. Faktor pembawa sifat yang menutupi disebut epistasis, sedangkan sifat yang tertutup disebut hipostasis. Peristiwa epistasis-hipostasis dapat kita jumpai pada pembentukan warna sekam gandum. Ada 3 warna sekam gandum, Warna hitam : ditentukan oleh alel H dan dominan terhadap h Warna kuning : ditentukan oleh alal K dan dominan terhadap k Warna putih : ditentukan oleh alel k dan h (resesif)Alel H bersifat epistasi terhadap K, alel K bersifat hipostasi terhadap H.Artinya jika alel H muncul bersamaan dengan alel K maka warna yang terbentuk adalah hitam. Warna kuning terbentuk jika alel K muncul tidak bersamaan denganalel H

Gen Letal

Gen Letal
Pola pewarisan sifat yang terakhir adalah gen letal. Gen letal adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat normal atau subletal.


Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:
  • Gen letal dominan
Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat subletal yang mengakibatkan terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal dominan adalah gen yang menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen warna rambut kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang menyebabkan pemendekan ruas-ruas tulang jari (brakidaktili) pada manusia.


                                (Gambar 1.2 Ayam Hias)


  • Gen letal resesif 
Sementara itu, gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat carrier (pembawa sifat) yang akan diwariskan kepada keturunannya. Contoh kasus gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kelainan albino pada tanaman jagung.
                                  (Gambar 1.3 Jagung albino)

contoh kelainan kromosom akibat peristiwa gagal berpisah

Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan oleh peristiwa gagal berpisah, yaitu:

  • Aneuploidi
Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada pasangan kromosom tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini dapat berupa penambahan jumlah kromosom atau pengurangan jumlah kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan perubahan jumlah kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2). Contoh aneuploidi yang umum terjadi pada manusia adalah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.
  • Euploidi
Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh pasangan kromosom. Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan menjadi triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.

Gagal Berpisah


Gagal Berpisah (Non Disjunction)




        Selanjutnya adalah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-kromosom yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang spindel yang menempel pada sentromer. Dalam keadaan normal, kromosom-kromosom tersebut akan berpisah dan menuju ke kutub sel yang berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom mengalami gagal berpisah, sehingga semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu kutub sel saja. Akibatnya, gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan atau pengurangan jumlah kromosom.

Pindah Silang

Pindah Silang (Crossing Over)

     Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang. Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister chromatids) dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi saat pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau awal metafase I. Pada saat itu, satu buah kromatid akan membelah menjadi dua. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada organisme seperti manusia, tumbuhan, dan juga hewan.


Pola-Pola Hereditas (Pautan Gen)

Pautan Gen (Gene Linkage)     Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom mengandung gen yang tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada pada kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Nahgen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog yang sama dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan gen (gene linkage). Berikut ini merupakan contoh gen yang mengalami pautan dan gen yang tidak mengalami pautan.

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula

Hukum Mendel II

Hukum Mendel II

         Hukum Mendel II menjelaskan bahwa selama pembentukan gamet, setiap alel mengelompok secara bebas. Hukum Mendel II dikenal juga dengan prinsip pengelompokkan secara bebas (asortasi). Prinsip asortasi menyatakan bahwa pada saat terjadi pembentukan gamet, masing-masing alel mengelompok secara bebas.
         Pengertian pengelompokkan secara bebas adalah setiap gamet jantan yang dihasilkan oleh F1 akan mempunyai kesempatan yang sama dalam membuahi gamet-gamet betina yang dihasilkan dari F1.
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid merupakan persilangan dua individu dengan melibatkan dua sifat beda. Misalnya pada tanaman kacang ercis, yang bijinya terdapat 2 sifat beda, yaitu bentuk biji dan warna biji. Kedua sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda, yaitu  sebagai  berikut :
B = gen untuk biji bulat,
b = gen untuk biji keriput,
K = gen untuk biji kuning
k = gen untuk biji hijau.

Jadi bentuk bulat dan warna kuning adalah dominan.  

           Persilangan resiprok 
       Persilangan resiprok ialah persilangan dengan gamet jantan dan gamet betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama. sebagai contoh dapat digunakan percobaan Mendel pada tanaman ercis. H = gen untuk buah polong berwarna hijau h = gen untuk buah polong berwarna kuning. Mula-mula dikawinkan tanaman ercis berbuah polong hijau dengan yang berbuah polong kuning. Semua tanaman F1 berbuah polong hijau. Keturunan F2 memisah dengan perbandingan fenotip 3 hijau : 1 kuning. Pada perkawinan resiproknya digunakan serbuk sari yang berasal dari tanaman yang berbuah polong kuning  dan   diberikan    kepada bunga dari tanaman berbuah polong hijau.

             Backcross
Backcross ialah persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya (induk dominan atau induk resesif). Tujuan beckcross adalah mencari genotipe    tertua.

            Tescross
Tescross ialah perkawinan F1 dengan salah satu induk yang resesif.Tescross disebut juga perkawinan pengujian (uji silang) karena bertujuan mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot atau heterozigot. Jika hasil tescross menunjukan perbandingan fenotipe keturunan yang memisah 1:1 ,dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji heterozigot

Persilangan Dihibrid beserta contohnya



Persilangan Dihibrid
Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb. Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan bergabung secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah gen yang satu dapat secara bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.

Perhatikan contoh berikut!
Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat (B) dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna hijau (k). Lakukan persilangan sampai mendapat F2!
Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning (bbK_), kisut hijau (bbkk). 

Untuk perbandingan fenotipnya adalah sebagai berikut:
Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1. 

Contoh Persilangan Monohibrid kasus dominansi penuh dan tak penuh (Intermediet)

Kasus dominansi penuh
Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, gen yang memiliki sifat yang kuat disebut gen dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.
Perhatikan contoh di bawah ini!
     Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan gen M bersifat dominan penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!
Penyelesaian:
  • Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotip dan genotipnya. Perlu diingat kalau fenotip adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk perbandingan genotipnya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.
    Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.
    Perhatikan contoh di bawah ini!
    Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!
    Penyelesaian:


Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)
         Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.

Perhatikan contoh di bawah ini!
        Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!
Penyelesaian:

Sabtu, 01 Juni 2019

Teman Teman, ini merupakan video Hukum Mendel I.Selamat Menonton....

Hukum Mendel I



Hukum Mendel I 
         Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).

        Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persilangan ini kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb). Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel Ikarena pada saat pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen yang lainnya. Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).



Bagaimana Hukum Mendel Membantu Perkembangan Genetik

Prinsip Hukum Mendel


Prinsip hukum mendel

                                                                                       Gambar 1. Gregor ,  Mendel, penemu teori mendel


         
       Hukum hereditas baru ditemukan pada tahun 1900,yaitu berdasarkan rumusan hipotesis yang dikemukan oleh Gregor mendel.(1882-1884). Beliau mengembangkan prinsip-prinsip dasar genetika. Beliau mengemukakan bahwa faktor penentuan sifat (faktor X, yang kemudian dikenal sebagai gen) yang dibagikan dalam unit-unit terpisah dan diwariskan secara acak (bebas).
        Untuk menyusun hipotesisnya, mendel melakukan eksperimen persilangan tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Eksperimen tersebut ia lakukan sejak tahun 1857-1865.Berdasarkan eksperimen Mendel menyusun suatu rumusan tentang hereditas, meskipun saat itu belum diterima masyarakat. Namun, setelah bermunculannya temuan-temuan baru, seperti temuan asam nukleat (1870), kromosom sebagai pembawa faktor genetika (1883),dan meiosis (1887), temuan tentang hereditas oleh Mendel barulah diterima. Artinya,temuan Mendel tersebut baru diakui setelah 16 tahun kematiannya. Dalam eksperimen yang dilakukannya, mendel menggunakan sekitar 28.000 tanaman kacang ercis. Mendel menggunakan tanaman kacang ercis, karena kacang ercis memenuhi beberapa syarat yang digunakan untuk eksperimen genetika. Contohnya, kacang ercis mempunyai sejumlah ciri yang berbeda yang dapat dipelajari, mampu mengadakan pembuahan sendiri, mempunyai struktur bunga yang membatasi kontak secara kebetulan, dan keturunan yang dihasilkan dari pembuahan sendiri bersifat fertil. Hasilnya menunjukkan bahwa suatu sifat atau karakter telah disampaikan dari masing-masing induk kepada keturunannya melalui pewarisan faktor keturunan.Dari eksperimen yang dilakukan oleh mendel, maka muncullah hukum mendel I dan hukum mendel II. Sebelum mempelajari hukum Mendel sebaiknya kita memahami beberapa istilah dibawah ini :
  • Parental (P) = merupakan induk baik jantan maupun betina-
  •  Gamet (G) = merupak gen yang terkandung dalam suatu individu.-
  •  Fillial (F) = merupakan hasil persilangan yang berupa keturunan (anak)-
  •  Homozigot = gen-gen yang sama susunanya, ada dua macam yaitu homozigot dominan misalnya HH, dan homozigot resessif, misalnya hh-
  •  Heterozigot = gen-gen yang susunanya tidak sama. Misalnya Hh-
  •  Monohibrid = gen-gen dengan sifat beda satu macam, misalnya Hh-
  •  Dihibrid = gen-gen dengan dua sifat beda, misalnya HhNn-
  •  Trihibrid = gen-gen dengan tiga sifat beda, misalnya HhNnEe


Pengertian Pola-Pola Hereditas

Hallo, pernah nggak sih kamu bertanya-tanya, kenapa ya bentuk muka mu mirip sama ibu mu. atau, kok bisa sih dalam satu keluarga hanya kamu yang hidungnya mancung mirip ibumu. hmm, kamu tau nggak kalau ternyata, seemua ada kaitannya dengan materi pewarisan sifat yang membawa materi gen yang diwariskan dari induk kepada keturunannya. nah, hal ini lah yang menyebabkan kita mirip dengan ibu kita. dari pewarisan sifat dari orang tua kepada anak-anaknya ini lah yang disebut dengan hereditas
Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-bentuk atau pola-pola dalam mewariskannya yang biasa dikenal dengan pola-pola hereditas.


tumbuhan. Pada hewan pun juga dapat dijumpai variasi sifat. Sebagai contoh, anak kucing dapat memiliki variasi warna rambut meskipun induknya sama. Pada tumbuhan juga dapat ditemukan variasi dengan mudah. Misalnya, tumbuhan yang sejenis ada yangberbatang pendek dan tinggi. Ada yang berdaun kecil ada yang berdaun besar. Daripernyataan diatas, prinsip genetika apakah yang dapat dijelaskan mekanismepemindahan sifat dari induk kepada keturunanya?

Jumat, 24 Mei 2019

Hi! Welcome to my blog

Hi! Selamat datang di blog saya 😊
Perkenalkan nama saya Erlita, saya mahasiswi dari pendidikan biologi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Blog ini merupakan blog pertama saya yang membahas materi tentang pola-pola hereditas. Salam kenal guys keep join with my blog 🤗